Minggu, 30 April 2017

Sifat-Sifat Fisik Tanah

SIFAT-SIFAT FISIK TANAH






Ditinjau dari sifat fisiknya, tanah adalah benda alami yang bersifat komplek, heterogen, yang tersusun dari tiga fase yaitu fase padat (butir-butir bahan anorganik yang terdiri dari pecahan batuan-batuan, mineral dan berbagai senyawa hasil pelapukan, dan lapukan bahan organik yang terdiri dari sisa-sisa tumbuhan, hewan, dan jasa hidup lainnya yang bersifat makro dan mikro); fase gas (udara tanah sebagai fase gas untuk mengisi pori-pori tanah yang tidak ditempati oleh air); dan fase cair (air tanah seperti cairan yang mengisi sebagian atau seluruh pori-pori yang terdapat diantara butir-butir tanah atau didalam agregat tanah).
Berikut beberapa sifat-sifat fisik tanah, yaitu sebagai berikut:

1.    Tekstur Tanah

Tekstur tanah adalah kasar dan halusnya tanah. Tekstur tanah tergantung dari rasio partikel utama tanah, yaitu pasir, liat, dan debu. Pasir dan liat itu datangnya dari pelapukan batu-batuan.
Klasifikasi tekstur tanah terdiri dari:
1.    Tekstur Kasar : Jika terdapat >70% pasir dalam tanah.
2.    Tekstur Halus : Jika liat didalam tanah >37,5%.
3.    Tekstur Sedang : terdiri dari tekstur sedang kearah halus, tekstur sedang kearah kasar, dan tekstur apabila terasa sedang.

a.  Tekstur Kasar

a.    Pasir (sand)
          Memiliki rasa kasar yang sangat jelas. Tidak melekat. Tidak dapat dibentuk bola dan gulungan.
b.    Pasir Berlempung (loamy sand)
          Memiliki rasa kasar yang jelas. Sedikit sekali melekat. Dapat dibentuk bola yang mudah sekali hancur.

b.  Tekstur Sedang Ke Arah Kasar

a.    Lempung Berpasir (sandy loam)
     Memiliki rasa kasar yang agak jelas. Agak melekat. Dapat dibuat bola yang mudah hancur.

c.  Tekstur Sedang-Sedang Saja

a.    Lempung (loam)
     Memiliki rasa yang tidak kasar dan tidak licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dapat sedikit dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
b.  Lempung Berdebu (silt loam)
     Memiliki rasa yang licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh, dan dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.
c.  Debu (silt)
     Memiliki rasa yang licin sekali. Agak melekat. Dapat dibentuk bola teguh dan dapat dibuat gulungan dengan permukaan mengkilat.

d.  Tekstur Sedang Ke Arah Halus

a.    Lempung Liat (clay loam)
     Memiliki rasa agak licin. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh dan dapat dibentuk gulungan yang agak mudah hancur.
b.    Lempung Liat Berpasir (sandy clay loam)
     Memiliki rasa halus dengan sedikit bagian agak kasar. Agak melekat. Dapat dibentuk bola agak teguh dan dapat dibentuk gulungan mudah hancur.
c.    Lempung Liat Berdebu (silty clay loam)
     Memiliki rasa halus agak licin. Dapat melekat. Dapat dibentuk bola teguh dan gulungannya mengkilat.

e.  Tekstur Halus

a.    Liat Berpasir (sandy clay)
     Memiliki rasa yang halus, berat, tetapi terasa sedikit kasar. Dapat melekat. Dapat dibentuk bola teguh dan mudah digulung.
b.    Liat Berdebu (silty clay)
     Memiliki rasa halus, berat, dan agak licin. Sangat lekat. Dapat dibentuk bola teguh dan mudah digulung.
c.    Liat (clay)
     Memiliki rasa berat dan halus. Sangat lekat. Dapat dibentuk bola dengan baik dan mudah digulung.
Untuk menentukan kelas tekstur suatu tanah secara teliti sekali maka harus dilakukan analisis mekanik tanah. Kemudian hasil dari analisis tersebut dapat dicari kelas teksturnya dengan menggunakan segitiga kelas tekstur tanah. Selain mengetahui kelas teksturnya, dapat juga digunakan untuk mengetahui sifat-sifat fisik lainnya seperti porositasnya, daya tahan terhadap air, ketersediaan air, mudah tidaknya diolah, laju kecepatan infiltrasi, konsistensi, dan juga kandungan unsur hara yang tersedia, dan menentukan jumlah kebutuhan akan air.
                Gambar 1. Segitiga Tekstur Tanah

 2.    Struktur Tanah

        Struktur tanah adalah gumpalan-gumpalan kecil alami dari tanah, akibat melekatnya butir-butir primer tanah satu sama lain. Struktur tanah terdiri dari pasir, debu, liat, organik, dan anorganik. Struktur tanah dikatakan baik bila didalamnya terdapat penyebaran ruang pori-pori yang baik, yaitu terdapat ruang pori didalam dan diantara agregat yang dapat diisi air dan udara, dan juga mantap keadaannya.
Beberapa bentuk struktur tanah yang dapat dilihat di lapangan, yaitu sebagai berikut:

A. Struktur yang Sederhana

     Struktur yang sederhana terdiri dari :
a.    Struktur butir tunggal
     Sebenarnya bukan struktur , melainkan campuran butir-butir primer yang kasar tanpa adanya atau sedikit sekali bahan pengikat agregat. Biasanya terjadi pada tanah-tanah pasir, pasir berlempung, dan pasir berdebu. Keadaan porositas tanahnya cukup tinggi dengan pori-pori makro yang dominan sehingga memudahkan air untuk infiltrasi dan penguapan.
b.    Struktur pejal (massif)
     Sama seperti struktur butir tunggal, tetapi struktur pejal ini memiliki kohesi yang besar sekali sehingga menjadi pejal, dengan ruang pori yang bersambung. Biasanya terdapat pada horizon yang lebih bawah. Contohnya gumpalan tanah pejal hasil pembajakan.

B. Struktur Gabungan/Pautan (compound structure)

Struktur ini mempunyai permukaan bidang bilah alami yang dapat dilihat dengan jelas. Struktur gabungan ini terdiri dari:
a.    Struktur Kubus
     Sumbu vertical dan horizontalnya hampir sama panjang. Struktur ini termasuk struktur tipe gumpal bersudut. Struktur gumpal biasanya terdapat pada tanah-tanah liat. Struktur ini susunannya terdapat lebih banyak pori-pori mikro yang terisi air. Pori-pori makronya kurang sehingga tata udara kurang baik. Struktur gumpal umumnya mempunyai tata udara kurang baik dan mudah terurai apabila kena air hujan.
b.    Struktur tipe tiang prismatic
     Struktur ini mempunyai sumbu vertical lebih panjang daripada sumbu horizontal, permukaan bidang bilah vertical sangat dominan. Struktur ini yang ujungnya maupun rusuknya persegi, tipe tiang kolumnar rusuknya bersegi, tetapi ujungnya membulat dengan kelas-kelas yang sama bagi keduanya.
c.    Struktur tipe lempeng
     Struktur ini mempunyai sumbu horizontal lebih panjang daripada sumbu vertical, permukaan bidang bilah horizontal lebih dominan.
d.   Struktur remah
     Struktur ini mempunyai susunan agregat yang paling dikehendaki dalam usaha pertanian. Pada keadaan ini terdapat ruang pori makro non kapiler yang tidak dapat menampung air sehingga biasanya diisi oleh udara tanah. Struktur ini bisa atau tidak bisa larut dalam air hujan tergantung dari sifat bahan perekat butir-butir primer tanah yang membentuk struktur remah tersebut.
Keuntungan dari struktur remah ini yaitu keadaan air dan udaranya dapat diperlukan untuk pengambilan unsur hara dan pernafasan akar tersedia cukup dan seimbang.
Struktur tanah ini terbagi menjadi empat yaitu, tidak beragregat, derajat lemah, derajat sedang, dan derajat kokoh.
Istilah untuk gradasi struktur adalah sebagai berikut:
a.    Jenis tanah tanpa struktur (sesuatu yang buyar) : terdiri dari butiran pasir (single grain) dan Batu.
b.    Degradasi lemah : Ped yang sulit dibentuk, dapat dilihat dengan mata telanjang.
c.    Degradasi sedang : Ped yang dapat dibentuk dengan baik, tahan lama, dan jelas. Tetapi tidak jelas pada tanah yang tidak terganggu.
d.   Degradasi kuat : Ped yang kuat, jelas pada tanah yang tidak terganggu satu dengan yang lain terikat secara lemah, dan tahan terhadap perpindahan.
Penyebabnya yaitu karena adanya rongga-rongga agregat tanah yang tidak berstruktur.
Tingkat perkembangan struktur ditentukan berdasarkan atas kemantapan atau ketahanan bentuk struktur tanah tersebut terhadap tekanan. Ketahanan struktur tanah dibedakan menjadi:
a.    Tingkat perkembangan lemah (butir-butir struktur tanah mudah hancur).
b.    Tingkat perkembangan sedang (butir-butir struktur tanah agak sukar hancur).
c.    Tingkat perkembangan kuat (butir-butir struktur tanah sukar hancur).

 3.   Warna Tanah

Warna merupakan petunjuk untuk beberapa sifat tanah, karena warna tanah dipengaruhi oleh beberapa faktor yang terdapat dalam tanah tersebut. Penyebab perbedaan warna tanah permukaan tanah umumnya oleh perbedaan kandungan bahan organik. Makin tinggi kandungan bahan organic, maka warna tanah semakin gelap.
Warna tanah ditentukan dengan menggunakan warna-warna baku yang terdapat dalam buku “Munsell Soil Color Chart”. Dalam warna baku ini warna disusun oleh tiga variabel yaitu: hue, value, dan chroma. Hue adalah warna spectrum yang dominan sesuai dengan panjang gelombangnya. Value menunjukkan gelap terangnya warna, sesuai dengan banyaknya sinar yang dipantulkan. Chroma menunjukkan kemurnian atau kekuatan dari spectrum (hue).

Warna tanah dicatat dengan menggunakan notasi dalam buku Munsell tersebut, misalnya 7,5 YR 5/4 (coklat). Ini berarti bahwa warna tanah mempunyai hue = 7,5 YR, value = 5, chroma = 4, yang secara keseluruhan disebut berwarna coklat. Warna tanah akan berbeda bila tanah basah, lembab atau kering, sehingga dalam menentukan warna perlu dicatat apakah tanah tersebut dalam keadaan basah, lembab, atau kering. 

4.    Permeabilitas Tanah



Permeabilitas tanah adalah kemampuan tanah untuk meloloskan air dengan kecepatan tertentu.
Permeabilitas tanah juga merupakan suatu sifat yang menyatakan laju pergerakan suatu zat cair melalui suatu media yang berpori-pori dan disebut juga konduktivitas hidraulika.
Permeabilitas tanah ada dua macam, yaitu permeabilitas pada tanah jenuh air dan permeabilitas pada tanah tidak jenuh air. Permeabilitas jenuh adalah laju gerakan air dalam tanah pada keadaan seluruh pori-pori tanah tersebut diisi air. Permeabilitas tidak jenuh adalah laju gerak air dalam keadaan seluruh pori-pori tanah tersebut tidak seluruhnya diisi air tetapi hanya sebagian terisi oleh udara.
Permeabilitas pada tanah jenuh, terutama pada tanah kering, lebih cepat daripada laju permeabilitas tanah tidak jenuh. Permeabilitas tanah jenuh terjadinya sewaktu diberikan pengairan atau ketika terjadinya hujan lebat, sehingga air akan segera meninggalkan pori-pori drainase, yang kemudian akan dilanjutkan dengan permeabilitas tidak jenuh. Pergerakan air tanah yang tidak jenuh ini selain kearah vertical, bisa juga kearah horizontal atau mendatar.
Permeabilitas air dalam tanah banyak tergantung pada tektur dan struktur tanahnya. Perlindungan tanah dengan tanaman penutup tanah akan memelihara kestabilan agregat dan porositas, sehingga kapasitas infiltrasi dan permeabilitas diperbesar. Celah dan lobang-lobang yang ditimbulkan oleh serangga dan jasad hidup tanah lainnya akan meningkatkan daya perserapan air.
Berikut disajikan kelas permeabilitas dari “The United States Soil Survey”, yang banyak dipakai dimana-mana.


Keterangan
Kecepatan Permeabilitas
Simbul Angka
inci/jam
cm/jam
Sangat Lambat
kurang dari 0,05
kurang dari 0,13
1
Lambat
0,05 - 0,20
0,13 - 0,51
2
Agak Lambat
0,20 - 0,80
0,51 - 2,00
3
Sedang
0,80 - 2,50
2,00 - 6,35
4
Agak Cepat
2,50 - 5,00
6,35 - 12,70
5
Cepat
5,00 - 10,00
12,70 - 25,40
6
Sangat Cepat
lebih dari 10,00
lebih dari 25,40
7
Tabel 1. Kelas Permeabilitas menurut The United States Soil Survey"

5.   Konsistensi Tanah

Konsistensi adalah daya tahan atau ketahanan tanah terhadap pengaruh-pengaruh luar yang akan mengubah keadaannya.
Terdapat dua kekuatan utama yang bekerja atau berperan pada konsistensi tanah, yaitu gaya kohesi (gaya tarik-menarik antara molekul) dan gaya tegangan permukaan (adhesi) pada berbagai kelembaban tanah. Terdapat juga faktor-faktor lain yang juga bekerja pada konsistensi tanah ini, yaitu kandungan bahan organic, oksida dan hidroksida Fe dan Al dan kalsium karbonat. Konsistensi yang paling besar yaitu pada keadaan paling kering yang disebabkan oleh adanya gaya kohesi, konsistensi sedang pada waktu keadaan lembab karena adanya gaya adhesi, dan konsistensi rendah/sangat rendah apabila dalam keadaan basah, sangat basah/jenuh air.


6.   Kadar Air Tanah



Banyaknya kandungan air dalam tanah berhubungan erat dengan besarnya tegangan air dalam tanah tersebut. Besarnya tegangan air menunjukkan besarnya tenaga yang diperlukan untuk menahan air tersebut dalam tanah. Air dapat menyerap atau ditahan oleh tanah karena adanya gaya-gaya adhesi, kohesi dan gravitasi, karena air higroskopik dan air kapiler (Hardjowigeno,2003).
Kadar air merupakan komponen utama tanaman hijau yang merupakan 70%-90% dari berat segar.
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kadar Air:
Menurut Indranada 1994, faktor-faktor yang mempengaruhi kadar air tanah terdiri dari:
a.    Kadar Bahan Organik
b.    Kedalaman Solum
c.    Iklim dan Tumbuhan
d.   Senyawa Kimiawi
e.    Tekstur Tanah
f.     Struktur Tanah, Permeabilitas, dan Pori tanah







7.   Bobot Isi Tanah/Bulk Density



Bulk Density adalah perbandingan rasio berat per volume tanah dalam keadaan kering multak. Bulk density juga merupakan petunjuk kepadatan tanah. Makin padat suatu tanah maka semakin tinggi bulk densitynya, yang berarti makin sulit untuk meneruskan air atau ditembus tanaman.
Pada umumnya bulk density berkisar dari 1,1 – 1,6 g/cc. Beberapa jenis tanah mempunyai bulk density <0,90 g/cc, misalnya tanah Andisol. Beberapa jenis tanah juga ada yang <0,10 g/cc, misalnya tanah gambut.
Berat jenis/Bobot isi adalah perbandingan bobot per volume atau isi tanah dalam keadaan alami.
Berapa berat tanah 1 hektar dengan tebal tanah 20 cm dan bulk density 1,2 g/cc?
1 ha = 100 m х 100 m                      =   10.000 m2
                                                         =   100.000.000 cm2
Volumr tanah sedalam 20 cm          =   100.000.000 cm2 х 20 cm2
                                                         =   2.000.000.000 cm3
Bulk density      =   1,2 g/cc
Berat tanah        =   1,2 х 2.000.000.000 g
                          =   2.400.000.000 g
                          =   2.400.000 kg
Volume besar maka berat jenisnya kecil. Volme tanah sangat tergantung pada pori-pori tanah.

 8.   Temperatur Tanah



Temperatur tanah adalah salah satu sifat fisik tanah yang terutama sangat berpengaruh kepada proses-proses yang terjadi didalam tanah seperti pelapukan dan penguraian bahan induk, reaksi-reaksi kimia dan lain-lain dan dapat mempengaruhi langsung pada pertumbuhan tanaman memalui perubahan kelembaban tanah, aerasi, aktivitas mikrobia, ketersediaan unsur hara tanaman dan lain-lain.
Umumnya fluktuasi atau naik-turunnya temperature dalam tanah lebih kecil daripada fluktuasi temperature udara. Hal ini akan menyebabkan temperature udara menjadi faktor pembatas yang lebih utama daripada temperature tanah. Temperatur tanah mempengaruhi aktivitas jasad renik dalam tanah. Tingkat aktivitas optimum bagi jasad hidup tanah terjadi pada temperature antara 18º-30º. Pada temperature diatas 40º jasad hidup tanah tidak dapat aktif.
Temperatur lapisan tanah atas mengalami perubahan selama 24 jam dalam suatu hari, dan perubahan ini tergantung pada musim. Sedangkan pada lapisan tanah bawah sampai kedalaman 1 meter tidak banyak mengalami perubahan temperature. Perubahan temperature tanah ini tergantung pada banyaknya panas yang diterima dari matahari. Hal ini banyak dipengaruhi oleh keadaan cuaca, bentuk daerah, dan keadaan tanah. 

 DAFTAR PUSTAKA


Hardjowigeno Surwono. 2015. Ilmu Tanah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Maruko Kioko. Tanpa Tahun. Makalah Ddit-Sifat Fisika Tanah. https://id.scribd.com/doc/256477053/Makalah-Ddit-sifat-Fisika-Tanah, 26 April 2017.
Sarief Saifuddin. 1993. Ilmu Tanah Pertanian. Bandung: Pustaka Buana.
Sugeng. Tanpa Tahun. Morfologi dan Sifat Fisik Tanah. http://sugeng.lecture.ub.ac.id/files/2012/09/Bab-3-Morfologi-dan-Sifat-Fisik.pdf, 26 April 2017.
Yulipriyanto Hieronymus. 2010. Biologi Tanah dan Strategi Pengelolaannya. Yogyakarta: Graha Ilmu.